Ft: pengertian SOP
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian
kinerja instansi pemerintah berdasarkan pada indikator-indikator teknis,
administrasi dan prosedur sesuai tata kerja, prosedur kerja dan unit kerja yang
bersangkutan. Tujuan standar operasional prosedur (SOP) adalah menciptakan
komitmen apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintah untuk
mewujudkan pemerintahan baik.
Hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja
instansi pemerintah memiliki SOP, karena itu seharusnya satuan unit kerja
pelayanan public instansi pemerintah memiliki standar operasional prosedur sebagai
acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat
dievaluasi dan terukur. Salah satu upaya untuk mewujudkan pelaksanaan reformasi
birokrasi dilingkungan sekretariat DPRD adalah penyusunan standar operasional
prosedur terutama berkaitan dengan administrasi pelayanan pemerintahan di
lingkungan sekretariat DPRD. Untuk menyamankan persepsi dan pemahaman tentang
langkah-langkah SOP di setiap unit kerja organisasi diperlukan pedoman
penyusunan SOP di lingkungan sekretariat DPRD Salah satu upaya untuk mewujudkan
pelaksanaan reformasi birokrasi dilingkungan sekretariat DPRD adalah menyusun
standar operasional prosedur (SOP) terutama yang berkaitan dengan administrasi
pemerintah pelayanan di lingkungan sekretariat DPRD.
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai pedoman
pelaksanaan administrasi perkantoran dalam rangka peningkatan pelayanan dan
kinerja organisasi pemerintah menyatakan bahwa “SOP adalah dokumen yang berisi
serangkaian instruksi tertulis yang dilakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan,
waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam
kegiatannya.
a.
Menurut Istyadi Insani, (Dalam
Buchori 2019).
Standar Operasional Prosedur (SOP) Adalah prosedur kerja yang dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pegawai untuk meningkatkan pekerjaannya
dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
b.
Standar
Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu standar atau pedoman yang tertulis dan
dipergunakan untuk mendorong dan menggerakan suatu kelompok untuk tujuan
organisasi”. Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan tata cara atau
tahapan yang dilakukan dan harus untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu. Menurut Atmoko Tjipto
(2011:16).
c.
Menurut Tambunan (2013:566). standar operasional prosedur (SOP)
merupakan standart kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan apabila ditaati akan membawa akibat seperti:
lancarnya koordinasi, tidak terjadi tumpang tindih atau duplikasi, terbinanya
hubungan kerja yang serasi, kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap
pegawai.
Definisi
Menurut Para Ahli Tersebut Maka dapat disimpulkan bahwa Definisi SOP (Standar
Operasional Prosedur) Adalah sesuatu yang menjadi penghubung antara prosedur
pemerintahan yang dinyatakan secara tertulis berupa dokumen untuk menjadi acuan
kinerja karyawan untuk instansi atau perusahaan
1. Tujuan SOP
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau
standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang
diselenggarakan dalam suatu organisasi. Menurut Fajar Nur’Aini (2016:38).
tujuan
pembuatan standar operasional prosedur adalah sebagai berikut:
1. Konsistensi.
SOP dibuat agar setiap
pelaksana/petugas/pegawai mengetahui standar yang telah ditetapkan, sehingga
mereka mampu menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau pelaksana.
2. Kejelasan Tugas.
SOP dibuat agar setiap pelaksana
petugas atau pegawai mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi
dalam organisasi.
3. Kejelasan Alur.
SOP dapat memperjelas alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab apa saja dari masing-masing pelaksana petugas atau pegawai terkait.
4. Melindungi Organisasi.
Secara tidak langsung,
SOP dibuat dengan tujuan untuk melindungi organisasi atau unit kerja, serta
petugas atau pegawai dari tindakan malpraktik, atau kesalahan yang bersumber
dari administrasi atau faktor lainnya yang dapat berdampak buruk bagi
keberlangsungan hidup organisasi.
5. Meminimalisasi
Kesalahan.
Dengan kejelasan tugas,
alur, tanggung jawab dan wewenang, maka setiap pelaksana petugas atau pegawai
dapat meminimalisir atau menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan, dan
duplikasi dalam bekerja.
6. Efisiensi.
SOP dibuat dengan tujuan
membuat semua pekerjaan menjadi lebih efisien. Semua aktivitas kerja diharapkan
dapat lebih cepat, cermat dan tepat sesuai dengan tujuan atau hasil yang ingin
diraih, dengan bantuan SOP yang ada.
7. Penyelesaian Masalah.
SOP berisi aturan dan
batasan-batasan tertentu, bisa saja dalam pelaksanaannya terjadi gesekan antar
karyawan yang menyebabkan konflik yang berkepanjangan. Selain perlu adanya
campur tangan supervisor atau atasan, SOP juga dapat dijadikan landasan agar
setiap karyawan dapat bekerja sesuai koridor kembali, yaitu tunduk pada aturan
dan batasan sesuai SOP.
8. Batasan Pertahanan.
Terkadang banyak pihak
eksternal yang dengan seenaknya ingin mengetahui hal- hal yang sifatnya sangat
privat bagi perusahaan. Sebagai contoh, seorang peneliti yang menginginkan
untuk melakukan penelitian perilaku kerja dari sebuah organisasi (institusi).
Dengan adanya SOP yang baku, maka pihak peneliti wajib melewati beberapa
prosedur. Mereka tidak bisa langsung menuju ke bagian departemen atau bagian
tertentu.
2. Manfaat SOP
Melihat pentingnya penggunaan SOP
dalam manajemen, tentu ada beberapa manfaat atau keuntungan yang dapat
diperoleh dengan adanya SOP tersebut. Namun hal tersebut dapat terjadi jika SOP
dapat dijalankan dengan tepat. Karena banyak terjadi di beberapa perusahaan
yang dapat berjalan dengan SOP yang tidak sesuai.
3. Landasan penyusunan SOP
Menurut Budiharjo (2014:10) ada beberapa landasan yang
diperlukan sebagai Pondasi dalam penyusunan SOP Dengan begitu SOP yang disusun
akan sangat berguna bagi perusahaan atau organisasi apapun yang berkomitmen
untuk menerapkannya. Beberapa landasan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Penyusunan
kalimat dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti
- Mudah
untuk diterapkan
- Mudah
dikendalikan
- Mudah
diaudit
- Mudah
diubah disesuaikan perkembangan.
4. Pihak penyusunan SOP
Setiap perusahaan memiliki struktur
organisasi yang terkadang berbeda dengan perusahaan yang lain. Ada perusahaan
yang memiliki general manager, namun terkadang ada manajer perusahaan yang
langsung berada di bawah direktur perusahaan. Terkadang ada perusahaan yang
menggunakan manajer divisi recruitment, namun ada pula perusahaan yang
menggabungkan divisi recruitment menjadi satu kesatuan di bawah naungan manajer
HRD. Setiap perusahaan memiliki kebijakan sendiri untuk menentukan siapa yang
berhak bergabung dalam struktur organisasi mereka, tentu harus sesuai dengan
kebutuhan dalam perusahaan.(Fajar
Nur’Aini, 2016:20).
Begitu pula dengan siapa saja yang
terlibat dalam pembuatan SOP perusahaan. Setiap perusahaan memiliki kebutuhan
dan visi-misi yang berbeda dengan perusahaan lain. Dan orang yang mengetahui
mengenai kebutuhan dan visi-misi itulah yang seharusnya bergabung untuk membuat
SOP bagi perusahaannya. Selain itu, orang yang bergabung dalam tim tersebut juga
harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai posisi yang akan dibuatkan SOP
nya. Ada beberapa posisi yang sebaiknya bergabung dalam tim untuk membuat SOP.
5. Kriteria Dokumen SOP
Dokumen SOP perlu memiliki beberapa kriteria yang pada
dasarnya dimaksudkan agar dokumen SOP yang dihasilkan benar-benar baik, dapat
dipercaya, serta sejauh mungkin berguna bagi perusahaan yang menerapkannya.
Beberapa kriteria yang dimaksud adalah:
- Penyusunan
kalimat dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti
- Mudah
untuk diterapkan
- Mudah
dikendalikan
- Mudah
diaudit
- Mudah
diubah disesuaikan perkembangan.
Dengan
beberapa kriteria diatas, hasil dokumen SOP yang disusun diyakini akan dapat
menghasilkan prosedur standar yang dapat dipercaya, terutama bagi para
pelaksana kerja dilapangan. Bagi atasan dari para pelaksana dapat bermanfaat
sebagai alat kendali yang juga dapat dipercaya.Mengingat semua pekerjaan yang
dilaksanakan sudah dioperasikan dengan prosedur standar baku yang sudah
ditetapkan sehingga jauh lebih mudah dalam melakukan kontrol, kondisi seperti
ini tentu sangat berguna bagi para pimpinan ataupun para pemilik perusahaan,
terutama sebagai landasan dalam penyusunan rencana kerja untuk periode
berikutnya.