Bulan Bung Karno dan Indonesia Menggugat



Menjelang Bulan Bung Karno beberapa hari lagi, saya hendak mengenang dan merayakannya dengan teks-teks beliau yang ditulis pada tahun 1930-an, terutama Indonesia Menggugat selanjutnya Swadesi dan Massa Aksi, Mencapai Indonesia Merdeka.


Teks- teks yang jarang sekali diulas mendalam bahkan oleh kalangan Sukarnois atau kalangan pembelajar Pancasila.


Buat saya sendiri tidak mungkin memahami Pancasila atau pikiran Sukarno tanpa menelusuri puncak gagasan beliau di periode 1930-an yang kemudian menggema kembali pada periode 1950-1960-an.


Sukarno tidak selesai dengan mengkritik (menjebol) tapi juga menunjukkan apa yang harus dilakukan (what is to be done) menelusuri tangga dialektik untuk keluar dari belenggu imperialisme kolonial.


Apa yang bisa kita pelajari salah satunya dari teks Sukarno Indonesia Menggugat ?


Dulu zaman kolonialisme kekayaan Indonesia, tanah, tenaga, rakyat miskin yang selalu menjadi obyek pengutipan diserap menjadi nilai ekonomi untuk ditransfer ke negeri penjajah, dengan bantuan kaum ambtenaar bumiputera.


Sekarang data statistik terkini pola tidak berubah 1% orang-orang terkaya menguasai 50% kemakmuran, 10% menguasai kemakmuran 77% kemakmuran seluruh Indonesia. 90% mayoritas rakyat berebut remah2 kemakmuran setara 23%. 4 orang terkaya di Indonesia menguasai kemakmuran setara dengan nilai harta dari 100 juta orang termiskin di Indonesia! Itupun masih dikutip lagi tanpa kejelasan!


Suatu ketimpangan sosial yang tidak mungkin terjadi tanpa adanya sistem penghisapan! Dan Bung Karno berseru: perjuanganmu lebih berat dari perjuanganku karena dirimu akan menghadapi keserakahan bangsamu sendiri, sementara aku dan generasiku menghadapi penghisapan bangsa lain!



 

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.