Sudut pandang tentang dunia penulisan.

       Foto: ilustrasi pulpen dan buku yang                               sedang menulis.



pena paniai - Berada sebagai posisi pembaca, saya kerap kali ini, ingin mengetahui pandangan seseorang mengenai sesuatu. 


Terkadang bukan pada topik-nya yang mau dicari tahu melainkan bagaimana seseorang tersebut memandang sebuah topik. 


Sudut pandang  penulis inilah yang menurutku sangat mahal sehingga saya selalu tertarik mencari tahu tentangnya. 


Tulisan begitu banyak  berseliweran yang muncul di berbagai media atau di buku-buku yang ada tentang pembahasan segala sesuatu, tapi jika itu hasil copas saja, saya rasa tidak lagi begitu menarik meskipun tulisan hasil copas itu sangat bagus dan berbobot. 


Saya menunggu hasil perenungan dan pemikirannya, meskipun mungkin baginya terasa biasa, tapi justru itulah sangat berharga.


Dari sinilah saya berpikir bahwa setiap orang punya keotentikan  masing-masing jika menulis, artinya tidak perlu takut jika tulisannya dianggap tidak bagus karena esensi menulis tak hanya bagus atau tidaknya melainkan ia lahir dari perenungan mendalam akan segala sesuatu yang hadir di benak.


Esensi ini melahirkan dua hal yang yang paling substansi dari dunia kepenulisan yaitu pertama self healing yakni sebagai terapi diri, kedua sebagai pertumbuhan kesadaran. 


Dua hal di atas adalah efek alamiah yang langsung dirasakan oleh penulis, Selain dari kedua hal tersebut, itu adalah bonus misalkan dengan menulis orang bisa mendapatkan uang, ini menjadi bonus yang bisa dijadikan profesi ataupun tidak.


menurutku menulis merupakan kebutuhan diri yang paling penting untuk jalannya terang dan lurus. 


Menulis sebagai salah satu jalan mengenal diri, karena dari situ dapat menguraikan apa yang dirasakan, dipikirkan dan diimpikan.


Dengan menguraikannya setiap saat, diri bisa tahu, juga bisa mengevaluasi, Melewatkan sehari saja untuk tidak menulis, ibarat melewatkan kesempatan untuk membenahi diri. Sebab, dari menulis ada upaya berdialog dengan diri.


"Hai, diri. Bagaimana kabarmu hari ini?" "Apakah hari ini kau menuntaskan agenda-agenda yang sudah kau rancang?" "Apakah perasaanmu hari ini bahagia, atau sebaliknya?" 

"Kira-kira agenda apa lagi besok yang akan kita lakukan?" 

"Hari ini apa yang membuatmu bahagia dan bersyukur?" "

"Apakah besok bisa lebih baik dari hari ini?" "Ayo, semangat lagi." dan berbagai dialog lainnya.


Selain dari hal diatas, saya ingin menulis hal juga menurutku begitu substansi. Mungkin saja, setiap orang mudah untuk menulis menjadi baik dan bagus, bisa dengan ia terus berlatih atau membaca banyak buku sehingga tata bahasanya bagus.


Membutuhkan latihan sehingga menghasilkan sebuah keterampilan menulis. Namun, lebih dari hal itu.


Keterampilan menulis mempunyai tingkatan-tingkatan tiap orang, maka sama halnya juga dengan ' MMM tulisan.


MMM tulisan, atau kekuatan energi dari tulisan itu yang menurutku pembelajaran panjang. 


Tulisan dengan tata bahasa yang baik dan benar mungkin setiap orang mudah mempelajarinya, tetapi MMM tulisan tidak hanya berlatih membaca dan menulis melainkan melakukan olah spiritual yang konsisten sepanjang hidup.


Oleh karena itu, sebagaimana pada paragraf-paragraf awal, bahwa bagus atau tidaknya tulisan dalam tata bahasa itu bukan menjadi hal esensial melainkan ada pada MMM keautentikan diri.  "salamliterasi"



Reporter: By  MMM




Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.