ilustrasi foto berpariasi BK setelah dengar hasil kelulusan SMK
pena paniai. Bulan Juni/Juli setiap tahunnya selalu dirayakan sebagai bulan lepas sambut bagi para pelajar di seluruh indonesia. Dalam perayaan tersebut tentunya akan dirayakan dengan caranya masing-masing yang pasti disetiap jaman memiliki ceritanya sendiri-sendiri yang berkesan bagi yang melaksanakannya.
Pada tahun 2022 para pelajar merayakan dengan caranya masing-masing disetiap tempat. Secara khusus di beberapa wilayah di Papua memiliki cerita yang berbeda dengan sebelumnya karena diwarnai dengan peristiwa penangkapan sebagaimana yang dialami oleh 10 orang pelajar di Nabire dan 21 orang pelajar di Jayapura. Penangkapan di dua daerah itu dengan alasan yang sama karena para pelajar di tangkap akibat mencoret baju seragam mereka dengan gambar bermotif Bintang Kejora.
Satu hal yang terkesan bagi saya adalah terdapat pelajar perempuan papua yang juga ikut tertangkap. Dari cerita para pelajar perempuan papua yang ikut ditangkap itu mereka merasa santai karena menurut mereka mereka tidak buat kesalahan apapun sebab mereka hanya coret baju dan tidak membawah bendera Bintang Kejora. Selain itu, katanya mereka juga merasa aneh dengan pertanyaan yang terkesan mengulang-ulang padahal mereka sudah jelaskan sebelumnya.
Diselah bercerita ada seorang pelajar perempuan papua yang orang tuanya telp dan bertanya tentang kondisi. Pelajar perempuam papua itu menjawab dengan santai kepada orang tuanya bahwa sedikit lagi dia dan rekan-rekannya akan dipulangkan jadi dia minta orang tuannya tetap dirumah saja karena dia akan pulang. Mendengar percakapan itu saya hanya salut sebab pelajar perempuan papua itu menunjukan kondisinya yang aman-aman kepada orang tua padahal pelajar perempuan papua itu mengetahui bahwa belum ada jawan jelas kalau dia dan teman-temannya akan dipulangkan ataulah tidak.
Dengan melihat 9 orang pelajar perempuan papua yang ditangkap memiliki semangat yang tinggi sejak ditahan hingga malam membuat saya yakin bahwa pelajar perempuan papua memiliki kekuatan yang luar biasa. Selain itu, melihat jawaban yang mereka berikan ketika mereka ditanya itu menunjukan bahwa pelajar perempuan papua memiliki kuwalitas yang luar biasa dalam berkomunikasi. Kuwalitas yang saya maksudkan itu terlihat jelas dari jawaban mereka yang tidak berubah sekalipun penyidik mengajukan pertanyaan yang cukup banyak.
Untuk diketahui bahwa pihak kepolisian awalnya menangkap ratusan pelajar, dari ratusan kemudian berkurang hingga hanya 78 orang pelelajar yang dibawah ke mabes Polres Jayapura selanjutnya diperiksa dan dikurangi sehingga yang tersisa hanya 21 orang pelajar yang dimintai keterangan. Dari 21 orang pelajar itu, ada 9 orang pelajar yang berjenis kelamin perempuan.
Melalui fakta ada 9 orang pelajar perempuan papua serta mendengar jawaban mereka kepasa penyidik menunjukan bahwa pelajar perempuan papua memiliki kekuatan dan konsistensi dalam memperjuangkan sesuatu. Saya secara pribadi berikan hormat yang setinggi-tingginya kepada pelajar perempuan papua yang secara konsisten menunjukan jati dirinya. Selamat merayakan hari kelulusanmu wahai pelajar perempuan papuaku, kau telah tunjukan pada dunia bahwa pelajar perempuan papua memiliki kemampuan mempertahankan jati diri sebagai Orang Asli Papua