pena paniai. Halo para pemirsa Perempuan Ngopi. Minggu ini kami akan menggelar edisi spesial Perempuan Ngopi memperingati Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan sedunia 25 November tahun 2021.
Untuk itu, pada Episode10 ini kita akan duduk bercerita dengan teman-teman dan pendamping para pengungsi dari Intan Jaya.
"Mereka yang (kini terpaksa) mengungsi dari rumah sendiri, mereka yang (kini terpaksa) kehilangan hak untuk pangan, mereka yang (kini) setiap saat (dibayangi) kehilangan keluarga, tanpa mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi?“ demikian host kita, Roberta Muyapa, menggambarkan situasi sebagian besar warga Intan Jaya, khususnya perempuan dan anak, saat ini.
Intan Jaya adalah sebuah kabupaten di atas awan, yang masuk dalam wilayah adat Meepago, seharusnya tidak asing bagi masyarakat Nabire.
Warga Nabire tentu ada yang bekerja di Sugapa, Intan Jaya, demikian pula Mama Mama Papua dari suku Moni banyak yang berjualan di berbagai pasar di Nabire.
Belakangan kita mungkin mendengar berbagai peristiwa kekerasan bersenjata dan berjatuhannya korban di kabupaten itu.
Diikuti gelombang pengungsian warga yang ribuan jumlahnya, demi menghindar dari situasi konflik tersebut.
Pada edisi spesial ini, kami ingin membawa Cerita dari Intan Jaya kehadapan para pemirsa. Cerita ini datang langsung dari beberapa perwakilan pengungsi yang terpaksa turun ke Nabire.
Melalui cerita ini, kita berharap agar para pengungsi Intan Jaya tidak merasa sendiri.
Saksikan dan ikuti tayangan LIVE STREAMING nya di Fans Page FB & INSTAGRAM Enauto Coffee Cafe, Kamis, 25 November 2021 pukul 3 sore waktu Papua.
Acara akan dilanjutkan dengan Malam Syahdu untuk penyintas kekerasan, yang akan menampilkan nyanyian, drama dan cerita perihal situasi kekerasan terhadap perempuan.
Sebagai informasi tanggal 25 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan sedunia.
Tanggal tersebut diadopsi menjadi hari anti kekerasan terhadap perempuan pada tahun 1981. Dua tahun sebelumnya, 1979, Majelis Umum PBB mengadopsi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW).
Sejak tahun 2008 Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan oleh PBB diperingati selama 10 hari hingga tanggal 10 Desember (Hari HAM Sedunia).
Kampanye ini, yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB dan UN Women bertujuan untuk mencegah dan menghapus kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia, menyerukan aksi global untuk meningkatkan kesadaran, mempromosikan advokasi dan menciptakan peluang untuk membangun diskusi terkait tantangan dan solusinya.
PBB memilih warna oranye pada tema kampanyenya sebagai representasi masa depan yang cerah bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.
Sampai kapan dan stay tune di IG dan Fb fans Enauto Coffee Cafe.