Ft, feronica coman |
Kata-kata hangat
Oleh : Henny Kristianus
Sebuah Keluarga dapat menempati di sebuah rumah. Rumah adalah tempat yang layak untuk menghidupkan kehidupan bahkan tepat untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan tak terduga. Pengetahuan yang dibekali dalam sebuah keluarga tak mudah digugatkan oleh orang-orang luar kecuali dari anggota keluarga itu sendiri.
Aktivitas sehari-hari para anggota keluarga dapat diketahui antara satu sama lain. Kelebihan dan kelemahan seseorang anggota keluarga entahlah Ayah, Ibu serta anak-anaknya dapat dikenal sedetailnya oleh keluarga. Maka apa pun tuturan dan perbuatan seseorang menunjukkan karakter kepribadian. Oleh sebabnya semua aktivitas & aksi nyata dapat diprioritaskan dalam keluarga (rumah).
Memperkenalkan kebenaran dalam kehidupan seseorang lebih terpenting. Sebab nasihat pengembangan diri ialah suatu warisan yang tak diukur dan busuk dalam diri seseorang dan sosok bersosial yang andal. Benar tetap benar. Rekayasa menyesatkan sesama.
Tampilan seseorang muda untuk menyesuaikan diri, dimana situasi akan beradaptasi (perhatian). Begitu tampilan yang tampan, kata-kata yang bijak, bahkan bawaan diri yang menghebohkan, namun kepribadian yang begitu rekayasa maka menipu dan ditipu daya sesama manusia. Dengan bunyi Firman "tipu itu dosa" juga menurut Pdt. Henny "tampillah kepribadianmu yang benar, jadilah contoh kehidupan yang benar, dan tuturanlah kata-katamu sesuai tindakannya. "nyatakan yang sebenarnya".
Sering kali manusia menyikapi sebagai sebuah alat yang dibutuhkan dan membutuhkan bahkan pula meyakinkan dan diyakinkan. Dengan tujuan bahwa untuk mewujudkan impian dalam kehidupan. Hal ini tidak ada salahnya namun yang jadi pertanyaan adalah apakah semua tindakan ini bermanfaat bagi diriku (ya & ok) juga ada manfaatnya bagi sesama "terpentingnya".
Sekilas ilustrasi kekaguman penilaian seseorang.
Kehidupan Sebuah keluarga telah mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam keluarganya itu sendiri. Ayah dan Ibu menduduki sebagi Pewartaan Firman yang andal. Memiliki 3 anak perempuan dan laki-laki. Terdiri dari 2 perempuan dan seorang anak laki-laki.
Dalam kehidupan hari-harinya anak-anak mengenal ibu dan ayah terpenuhi dengan Roh kudus. Dalam pelayanannya dipandang terpenuhi dengan penuh kasih Roh kudus maka orang yang berbeda keyakinan pun memohon doa dan meminta berkat kepada keluarga yang penuh religi itu.
Pada suatu hari keluarga santap hidangan secara bersama, lalu melanjutkan dengan sering tentang Firman Tuhan. Sebelum menulai sering Ibunya bernyanyi namun dapat di batasi oleh anak-anaknya, ibu jangan nyanyi tapi ibu cerita firman Tuhan saja. Mendengar anak-anaknya berkata seperti demikian maka ibu heran dan bertanya?
Kenapa? Sebenarnya ibu menyanyi bagus tetapi kami tetap tidak suka karena ibu menyanyi terdengar bunyi gelombang maka Tetap kami tidak suka "pinta anak-anaknya". (Anak-anaknya sangat jujur kepada ibu mereka).
Demikian juga penilaian istrinya kepada suaminya, ketika suaminya berkhotbah lalu terdengar hal-hal yang tidak dilakukan & meningi-ningikan diri maka istrinya menegur suaminya dari rumah. " dari situlah seorang ayah dan ibu mengenal sebenarnya mereka"
Sebabnya sebuah ilustrasi singkat ini mengajarkan bahwa, bagaimana dapat bertutur, menyikapi dan perlakukan sebagaimana kita inginkan. Orang-orang luar memuji dan menghebohkan kelebihan-kelebihan tetapi, orang-orang di rumah lebih jujur sesuai siapa diri anda dan saya.
#Tempat_Belajar_di_Rumah
#Tempat_yang_jujur_di_Rumah
#Menjadi_terang_diri_dan_contoh_di_luar
#Latihan ✍️
#Semoga_bermanfaat
#YA
Manukwar, 12 Mei 2020